Menjaring Angin



pict : 12112020

Sia-sia menjaring angin, terasa iya, tertangkap tidak.
Mungkin seperti itu pula aku
Sia-sia pula ku menunggu
Saat ternyata yang kutunggu tak tahu ...

Hari itu hujan turun deras, dan aku hendak pulang
Aku dengan teman-temanku hendak turun saat mataku menangkap bayangnya di sana

Ku melihatnya
Di sudut lorong yang berdinding dingin
Berdiri ia bersandarkan pagar 
Sendiri dalam tatapnya yang sepi

Sepertinya dia menunggu hujan reda
Sengaja kuperhatikan dirinya
Harapkan tatapku disapa
HEI, DIA MENATAPKU BALIK
Aku terkejut dan langsung berbalik

Bersamaan jatuhnya air hujan
Dari cawan-cawan kelopak awan nan kelam
Aku mencoba biasa saja dan diam
Meski hatiku terasa aneh, hei!

Meski sudah 8 bulan berlalu
Aku mencoba mengingat kembali
Betapa kelam dan dinginnya dirimu
Oh mungkin itu hanya opiniku
Nyatanya aku yang terlalu ge-er, kau tahu?
Pasti tidak jawabmu.

Duduk bersama teman terasa tak nyaman
Ku terus mencari dirimu meski aku salah menduga
Kukira kamu jauh, ternyata amat dekat
Namun apa kata hatimu aku tak tahu
Apakah dekat atau jauh pun tak dapat kusimpul

Saat kau lewat hendak pulang pun
Kau tidak melirikku sedikit pun
Itu yang kutahu
Namun apa yang kau tahu, hei?

Satu persatu potongan hatiku berandai
Kalau saja begini, kalau saja begitu
Namun apa yang kudapat?
Hanya angan tak berbalas
Dan angin yang tak terjaring.

Comments

Popular Posts